Hemofilia

09.27



             DEFINISI
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah congenital karena anak kekurangan factor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau factor IX (Hemofilia B).
Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang berkaitan dengan defisiensi atau kelainan biologik faktor VIII dan (antihemophilic globulin) dan faktor IX dalam plasma (David Ovedoff, Kapita Selekta Kedokteran).
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier dan bersifat letal.
Mekanisme pembekuan pada penderita hemofili mengalami gangguan, dimana dalam mekanisme tersebut terdapat faktor pembekuan yang di beri nama dengan angka romawi, I – XIII. Dapat dilihat pada tabel di bawah:




















      KLASIFIKASI
Hemofiliaterbagi atas dua jenis, yaitu :
1.      Hemophilia A yang dikenal dengan nama :
a.       Hemophilia klasik ; karena jenis hemophilia ini adalah yang paling banyak kekurangan factor pembekuan pada darah.
b.      Hemophilia kekurangna factor VIII; terjadi karena kekurangna factor VIII protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
2.      Hemophilia B yang juga dikenal dengan nama :
Christmas disease; karena ditemukan untuk pertamakalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada.
Hemophilia kekurangan factor IX; terjadi karena kekurangan factor IX protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
 Penderita hemofili parah / berat yang hanya memiliki kadar factor VIII atau factor IX kurang dari 1 % dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali perdarahan dalam sebulan. Kadang-kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa diketahui penyebab yang jelas.
Penderita hemofili sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofili berat. Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olahraga yang berlebihan. Penderita hemofili ringna lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mengalami luka yang serius. Wanita hemophilia ringan mungkin akan mengalami perdarahan lebih pada saat menstruasi.

      ETIOLOGI
Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan factor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau factor IX (Hemofilia B).
  1.  Herediter
  2. Hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII              (AHG)
  3. Hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (Plasma Tromboplastic Antecendent)

      PATOFISIOLOGI
Hemophilia merupakan penyakit congenital yang diturunkan oleh gen resesif x-linked dari pihak ibu.
Factor VIII dan factor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, factor – factor tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh yang cidera.                                                                                                Hemophilia berat terjadi apabila konsentrasi factor VIII dan factor IX plasma kurang dari 1 %.            Hemophilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % - 5 %.                                                                  Hemophilia ringan apabila konsentrasi plasma 5 %- 25 % dari kadar normal.                                
                                                                                                                                                   Manifestasi klinis yang muncul tergantung pada umur anak dan defisiensi factor VIII dan factor IX.                                                                                                                                                        Hemophilia berat ditandai dengan perdarahan kambuhan, timbul spontan atau setelah trauma yang relative ringan.
Tempat perdarahan yang paling umum di dalam persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu dan pangkal paha.
Otot yang sering terkena adalah flexar lengna bawah, gastrak nemius, dan iliopsoas.
      MANIFISTASI KLINIS
      1.     Masa bayi (untuk diagnosis)
            a.       Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi.
            b.      Ekimosis subkutan di atas tonjolan – tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan).
            c.       Hematoma besar setelah infeksi.
            d.      Perdarahan dari mukosa oral.
            e.       Perdarahan jaringna lunak.
      2.      Episode perdarahan (selama rentang hidup)
            a.       Gejala awal     : nyeri
            b.      Setelah nyeri   : bengkak, hangat dan penuruna  mobilitas.
      3.      Sekuela jangka panjang
      Perdarahan berkepanjangan dalam otot menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot.

      KOMPLIKASI
       1.      Artropi progesif, melumpuhkan.
       2.      Kontraktur otot.
       3.      Paralisis.
       4.      Perdarahan intra cranial.
       5.      Hipertensi.
       6.      Kerusakan ginjal.
       7.      Splenomegali.
       8.      Hepatitis.
       9.      AIDS (HIV) karena terpajan produk darah yang terkontaminasi.
      10.  Antibody terbentuk sebagai antagonis terhadap factor pembekuan VIII dan factor IX.
      11.  Reaksi transfusi alergi terhadap produk darah.
      12.  Anemia hemolitik.
      13.  Thrombosis atau tromboembolisme.

      UJI LABORATORIUM dan DIAGNOSTIK
       1.      Uji laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah)
             a.       Jumlah trombosit (normal).
             b.      Masa protombin (normal).
             c.       Masa tromboplastin parsial (meningkat mengukur keadekuatan factor koagulasi kapiler).
             d.      Assays fungsional terhadap factor VIII dan IX (memastikan diagnostik).
             e.       Masa pembekuan thrombin.
      2.      Biopsy hati (kadang - kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi       dan kultur.
      3.      Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali, bilirubun).

       PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan yang diberikan untuk mengganti factor VIII dan factor IX yang tidak ada pada hemophilia A diberikan infuse kriopresipitas yang mengandung 8 sampai 100 unit factor VIII setiap kantongnya. Karena waktu paruh factor VIII adalah 12 jam sampai perdarahan berhenti dan keadaan menjadi stabil. Pada defisiensi factor IX yang diberikan setiap hari sampai perdarahan berhenti. Penghambat antibody yang ditunjukkan untuk melawan factor pembekuan tertentu timbul pada 5 % samapi 10 % penderita defisiensi factor VIII dan lebih jarnag pada factor IX infase selanjutnya dari factor tersebut membentuk antibody lebih banyak. Agen –agen imunosupresif, plasma resesif untuk membuang inhibitor dan kompleks protombin yang memotong factor VIII dan factor IX yang terdapat dalam plasma beku segar.
Produk sintetik yang baru yaitu : DDAVP (1-deamino 8-dargirin vasopressin) sudah tersedia untuk menangani heofilia sedang. Pemberiannya secara intravena (IV), dapat merangsang aktifitas factor VIII sebanyak tiga kali sampai enam kali lipat. Karena DDAVP merupakan produk sintetik maka resiko transmisi virus yang merugikan dapat terhundari.
Hematosis bisa dikontrol jika klien diberi AHF pada awal perdarahan. Immobilisasi sendi udara dingin (seperti kantong es yang mengelilingi sendi) bisa member pertolongan. Jika terjadi nyeri maka sangat penting untuk mengakspirasi arah dan sendi. Ketika perdarahan berhenti dan kemerahan mulai menghilang klien harus aktif dalam melakukan gerakana tanpa berat badan untuk mencegah komplikasi seperti deformitas dan atrofi otot.

You Might Also Like

0 komentar

Comments System

Disqus Shortname

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images