Anemia (Pengertian dan Klasifikasi)
04.16Anemia merupakan masalah medic yang paling sering dijumpai di klinik, di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di Negara berkembang. Kelainan ini merupakan peyebab debilitas kronik (chronic debility) yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan social dan ekonomi, serta kesehatan fisik.
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan
oxygen carrying capacity). Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri
(disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar
(underlying disease).
Kriteria Anemia
Parameter yang paling umum dipakai untuk menunjukkan
penurunan massa eritorsit adalah kadar hemoglobin, disusul oleh hematocrit dan
hitung eritrosit
. Pada umumnya ketiga parameter tersebut saling bersesuaian. Yang menjadi masalah adalah berapakah kadar hemoglobin yang dianggap abnormal. Harga normal hemoglobimn sangat bervariasi secara fidiologiktergantung umur, jenis kelamin, adanya kehamilan dan ketinggian tempat tinggal.
. Pada umumnya ketiga parameter tersebut saling bersesuaian. Yang menjadi masalah adalah berapakah kadar hemoglobin yang dianggap abnormal. Harga normal hemoglobimn sangat bervariasi secara fidiologiktergantung umur, jenis kelamin, adanya kehamilan dan ketinggian tempat tinggal.
Kelompok
|
Kriteria Anemia
(Hb)
|
Laki-laki
dewasa
|
<13 g/dl
|
Wanita
dewasa tidak hamil
|
<12 g/dl
|
Wanita Hamil
|
<11 g/dl
|
Kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand AV, et
al, 2001)
Etiologi Anemia
Anemia hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh
bermacam penyebab. Pada dasarnya amemia disebabkan oleh karena : 1). Gangguan
pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang; 2). Kehilangan darah keluar tubuh
(perdarahan); 3). Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolysis)
Klasifikasi anamia menurut etiopatogenesis
A. Anemia karena
gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan
esensial pembentuk eritrosit
a. Anemia
defisiensi besi
b. Anemia
defisiensi asam folat
c. Anemia defisiensi
vitamin B12
2. Gangguan
penggunaan (utilisasi) besi
a. Anemia akibat
penyakit kronik
b. Anemia sideroblasktik
3. Kerusakan
sumsum tulang
a. Anemia Aplastik
b. Anemia
Mieloptisik
c. Anemi pada
keganasan hematologi
d. Anemia pada
sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritropoetin
: anemia pada gagal ginjal kronik
B. Anemia
akibat hemoragi
1. Anemia pasca
perdarahan akut
2. Anemia
akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik
intrakospular
a. Gangguan membrane
eritrosit (membranopati)
b. Gangguan enzim
eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
c. Gangguan hemoglobin
(hemoglobinopati)
·
Thalassemia
·
Hemoglobinopati structural : HbS, HbE, dll
2. Anemia hemolitik
ekstrakorpuskuler
a. Anemia hemolitik
autoimun
b. Anemia hemolitik
mikroangiopatik
c. Lain-lain
D. Anemia dengan
penyebab tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang kompleks
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan Etiologi
I.
Anemia hipokromik mikrositer
a. Anemia
defisiensi besi
b. Thalassemia
major
c. Anemia
akibat penyakit kronik
d. Anemia sideroblastik
II.
Anemia normokromik normositer
a. Anemia pasca
perdarahan akut
b. Anemia aplastic
c. Anemia hemolitik
didapat
d. Anemia akibat
penyakit kronik
e. Anemia pada
gagal ginjal kronik
f.
Anemia pada sindrom mielodisplastik
g. Anemia pada
keganasan hematologic
III.
Anemia makrositer
a. Bentuk
megaloblastik
1. Anemia defisiensi
asam folat
2. Anemia
defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
b. Bentuk non-megaloblastik
1. Anemia pada
penyakit hati kronik
2. Anemia pada
hipotiroidisme
3. Anemia pada
sindrom mielodisplastik
0 komentar