Hipersensitivitas

02.20


Mungkin kita jarang mendengar istilah kata hipersensitivitas , pada artikel ini kita akan membahas apa itu hipersensitivitas secara menyeluruh.Di dalam tubuh kita terdapat sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini akan membentuk antibodi terhadap kuman dan toksin , sehingga dapat memproteksi tubuh. Tetapi sayangnya , semua yang dibentuk tidak selalu bermanfaat sebagai perlindungan karena proses kekebalan juga mempunyai potensi untuk menimbulkan reaksi yang merugikan bagi tubuh / reaksi berlebihan atau yang kita sebut dengan Hipersensitivitas.


Berdasarkan kecepatan timbul reaksi,  hipersensitivitas di bagi 2 :
1. Reaksi cepat
    Reaksi ini terjadi dalam hitungan detik , dan akan menghilang kurang lebih selama 2 jam.
2. Reaksi intermediet 
     reaksi intermediet terjadi setelah beberapa jam dan akan menghilang dalam waktu 24 jam.
3. Reaksi lambat
     Reaksi lambat terlihat sampai sekitar 48 jam setelah terjadi pajanan dengan antigen yang
     terjadi oleh aktivasi sel T helper.

selain berdasarkan kecepatan reaksi , ada jenis klasifikasi hipersensitivitas lain menurut GELL and COOMBS. Reaksi hipersensiivitas oleh Robert Coombs dan Philip HH Gell (1963) di bagi dalam 4 tipe reaksi , antara lain :
TIPE I
Reaksi IgE , ikatan silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast dan basofil melepas mediator vasoaktif.
Manifestasi khas : Anafilaksis sistemik dan lokal seperti rinitis , asma , urtikaria , alergi makanan dan ekzem
TIPE II
Reaksi sitotoksik (IgG atau IgM) , antibodi terhadap antigen permukaan sel menimbulkan destruksi sel dengan bantuan komplemen atau ADCC.
Manifestasi khas  : reaksi transfusi , eritroblastosis fetalis , anemia hemolitik autoimun.
TIPE III
Reaksi Kompleks imun , kompleks antigen-anibodi mengaktifkan komplemen dan respons inflamasi melalui infiltrasi masif neutrofil.
Manifestasi khas : Reaksi lokal seperti Arthus dan sistemik seperti serum sickness , vaskultis dengan nekrosis,glomerulonefritis, AR dan LES
TIPE IV
Reaksi selular , sel T heper 1 yang disensitasi melepas sitokin yang mengaktifkan makrofag atau sel T sitotoksik yang berperan dalam kerusakan jaringan. Sel Thelper 2 menimbulkan respon yang sama
Manifestasi khas : dermatitis kontak , lesi tuberkulosis dan penolakan tandur

referensi : Baratawidjaja, karnen garna.Iris rengganis.2010. Imunologi dasar.edisi 9.Jakarta : balai penerbit FKUI

You Might Also Like

0 komentar

Comments System

Disqus Shortname

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images